Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Yaman

Selasa, 29 November 2011

Mengamati perjalanan dakwah rasulullah sallahu'alaihiwassalam menegakkan syariat Islam

Penulis: Abulfda Mohammad Dino

Rasulullah sallahu'alaihiwassalam adalah sebaik-baiknya tauladan, dari hal-hal yang kecil sampai hal yang besar kecuali telah beliau contohkan. Kehidupan perjalanan rasulullah sallahu'alaihiwassalam adalah suatu sejarah yang perlu kita cari hikmah dan pelajaran dibaliknya, dengan mengikuti perjalanan beliau niscaya ummat islam ini akan kembali meraih kejayaan, yang mengendalikan kepemimpinan dunia dibawah syariat Islam yang menyebarkan kebaikkan dan keamanan.
Sungguh banyak sekali karangan para ulama yang membahas tentang sirah nabawiyah dengan berbagai macam konsentrasi yang diambil oleh pengarangnya, sebagian ada yang mengambil konsentrasi di sejarahnya saja, serta ada juga yang konsentrasi pada shahih sirah nabawinya, konsentrasi fiqih sirohnya,
harokahnya, serta adapula yang konsentrasi pada hikmah-hikmah dan pelajaran-pelajaran pada perjalanan beliau yang semuanya membawa pada kesegaran dalam menggali dan membahas siroh nabawiyah yang penuh tauladan, mengobarkan dan membacanyapun tidak membosankan.

Siroh nabawiyah tidak lepas dari beberapa fase, seperti fase sebelum kenabian, fase kenabian dan kerasulan di mekkah, fase madinah.

Fase sebelum kenabian (persiapan)

Beliau sallahu'alaihiwassalam terlahir dari keturunan yang paling mulia dalam bangsa arab, dilahirkan dalam keadaan yatim, enam tahun berikutnya beliaupun menjadi piatu. Kehidupan dimasa usia kecilnya beliau telah mengembala kambing yang melatihnya menjadi seorang pemimpin, melatihnya kesabaran, bertanggunjawab, pemberani, kasih sayang dan mampu untuk bekerja. Peristiwa pembelahan dada yang terjadi atas dirinya tidak lain adalah proses pensucian diri beliau dari bagian setan yang menjauhkan beliau dari perbuatan buruk dan dosa dan penyembahan berhala yang tiada tempat dihatinya kecuali kemurnian tauhid. Pertemuannya dengan pendeta Bahira yang mengetahui dengan yakin bahwa beliau sallahu'alaihiwassalam adalah sayyidul alamin dan utusan tuhan alam semesta adalah suatu bukti bahwa para pendeta dari ahli kitab mengetahui betul bahwa Muhammad sallahu'alaihiwassalam adalah rasul semesta alam, yang mereka ketahui dari tanda-tanda dan sifat-sifat yang tertulis dalam kitab mereka, untuk itulah Bahira memperingati pamannya untuk tidak pergi ke Ruum, karena Ruum mengetahui bahwa munculnya rasulullah adalah pertanda berakhirnya praktek penjajahan mereka di daerah-daerah dan juga menghancurkan kepentingKan-kepentingan daulah ruuman. Kejujuran nabi Muhammad, amanah, dan mulia akhlaknya yang didengar oleh saudagar wanita Khadijah yang mendorongnya untuk bermitra dengan beliau dalam perdagangan. Tidak berhenti diperdagangan, setelah mendengar cerita-cerita kebaikkan beliau dari Maysarah, utusan khadijah yang menemani rasulullah berdagang, Khadijahpun menawarkan diri untuk menikah dengan beliau sallahu'alaihiwassalam, beliaupun menerima dan memberikan mahar duapuluh onta. Pernikahan ini adalah terjadi atas takdir Allah kepada nabiNya, memilih untuknya istri yang sesuai baginya, melindunginya, meringankan apa-apa yang menimpanya dan menggelisahkannya, dan membantunya dalam mengemban beban-beban risalah. Pengaruh khadijah sebagai istri sangat besar sekali dalam membantu dakwah rasulullah sallahu'alaihiwassalam, hal itu tampak ketika nabi menjelang diangkat nabi dengan diturunkannya wahyu di gua Hira, rasa takut nabi terhibur dan terobati dengan kata-kata Khadijah, dan banyak sekali peranan khadijah dalam dukungannya atas dakwah rasulullah yang bisa dijadikan contoh oleh para istri kaum muslimin untuk membentuk keluarga islami.

Fase kenabian dan kerasulan di periode Mekkah

Setelah beliau diangkat sebagai nabi dan rasul, maka mulailah beliau sallahu'alaihiwassalam mendakwahkan islam, langkah pertama dakwah beliau dimulai dengan sirriyah, suatu langkah yang penuh hikmah yang beliau ambil agar kaumnya tidak terkejut dengan risalah yang dibawanya yakni untuk menyembah kepada Allah subhanahu wata'ala, yang mana kaumnya tidak beragama kecuali menyembah berhala, mengikuti peribadatan nenek moyang mereka. Dalam dakwah sirriyah ini beliau rekrut orang-orang terdekatnya, pilihannya mulai dari istri, budaknya, anaknya, dan keponakannya dan sahabatnya, dan dari usaha sahabatnya (abu bakar) menyerukan islam masuklah lima orang yang merupakan pendukung dan penguat yang berdiri disisi rasulullah sallahu'alaihiwassalam dalam dakwahnya, serta dari mereka memungkinkan terbentuknya suatu jamaah yang berusaha untuk mendakwahkan manusia kepada agama Islam, dan membentuk Negara islam yang merealisasikan peradaban rabaniyah.
Dakwah sirriyah berlangsung tiga tahun, dan masuklah dalam masa itu beberapa orang. Dalam masa ini pula pergerakkan muslimin penuh kehati-hatian, tidak bebas, sembunyi-sembunyi dalam mengkaji alqur’an dan keislaman dari sumbernya. Rumah khadijah yang tidak dapat menampung lagi sebagai tempat talaqi keislaman, pembentukkan aqidah shahihah, peribadatan, akhlak, tajkiyah serta pelatihan jasmani yang bersumberkan dari alqur’an, juga sebagai pusat menjaga kerahasiaan organisasi, membuat rasulullah berinisiatif untuk mencari alternative tempat lain yang jauh dari pantauan musuh, untuk pertemuaan rutin antara para anggota, antara anggota dan anak buahnya untuk saling bertukar pendapat, pengalaman, solusi, maka dipilihlah rumah Alarqom bin Arqom dari Bani Mahjum disebabkan beberapa faktor diantaranya keislaman Arqom diusianya yang masih muda membuat Kaum Quraisy tidak terdetik untuk mencari tempat pusat berkumpulnya kaum muslimin di tempat seorang pemuda, serta keislamannyapun tidak banyak diketahui, dan bani mahjum adalah pembawa panji persaingan dan perang terhadap bani Hasyim, yang mungkin tidak terdetik terjadinya perkumpulan dirumah musuh. Dalam masa ini sangat jelas rasulullah memerintahkan untuk mewaspadai keamanan dengan menjaga kerahasiaan walaupun dengan orang-orang terdekatnya, dibentuklah beberapa kelompok yang terjaga kerahasiaannya dan tersembunyi bukan takut atau sekedar bersembunyi tapi sebagai ajang persiapan dan pelatihan, yang tahu mengajar yang tidak tahu.
Setelah terbentuk persiapan yang memadai serta jamaah yang terorganisir dan terlatih, maka tibalah waktunya untuk dakwah jahriyah (terang-terangan) dengan tetap menjaga kerahasian yang terorganisir, dikumpulkan diserukannya kabilahnya, keluarganya untuk beriman kepada tuhan yang satu, dan menakuti akan azab yang dasyat, dan memerintahkan mereka untuk menyelamatkan diri mereka dari api neraka.
Mulailah siksaan-siksaan dan gangguan-gangguan menimpa kaum muslimin, khususnya kaum lemah seperti bilal, keluarga Yasir, nabi dan para sahabatpun tidak luput dari siksaan mereka dan keluarganya, walaupun sebagian mereka berusaha menolong kaum lemah dengan berbagai cara seperti abu bakar menyelamatkan bilal. Kesabaran rasulullah sallahu'alaihiwassalam dan kaum muslimin atas siksaan yang menimpa mereka bahkan mereka terus mendakwahkan islam menambah kaum quraisy berpikir untuk lebih meningkatkan siksaannya, maka pada akhir tahun tujuh dari kenabian kaum muslimin diboikot secara ekonomi dan sosial. Dan juga pada tahun kelima kenabianpun dua belas dari kaum muslimin berhijrah ke habasyah, kemudian hijrah kedua ke habasyah pula dengan jumlah yang banyak dan lebih sulit karena quraisy telah mengetahui akan hal ini, untuk itulah kerahasian hijrahpun harus terjaga, hijrah ini adalah atas perintah rasulullah, sebagai pimpinan yang bijak yang ingin melindungi balatentara dakwahnya ditempat yang aman, disamping tujuan lainnya seperti menerangkan islam sebenarnya, dan sikap Quraisy terhadap islam, serta membuka lahan dakwah baru.
Setelah jahriyah di makkah rasulullah pun melanjutkan ketahap berikutnya yaitu dakwah keluar mekkah yaitu di toif pada tahun sepuluh hijriah, beliau menetap disana sepuluh hari, tidak ada satupun pemuka masyarakat Toif kecuali beliau datangi dan dakwahi, walaupun yang diterima kata-kata pengusiran, ejekkan, teriakkan dari orang bodoh mereka dan para budak yang mengikutinya dan melemparinya.
Sepulangnya dari Toif dakwah beliau lanjutkan dakwak ke individu-individu selain ahli mekkah serta para kabilah yang datang pada musim perdagangan dan haji, beliau serukan islam serta meminta kepada mereka perlindungan dan pertolongannya, dakwah dalam masa ini tidaklah berjalan mulus karena abu jahal dan abu lahab silih berganti menghalangi rasulullah dengan berbagai cara saat menyeru kepada kabilah dimusim haji atau di pasar-pasar, rasulullahpun menggunakan metode dengan menemui mereka pada malam hari, mendatangi ketempat persinggahannya, dibantu oleh sahabatnya Abu Bakar yang merupakan pemuka Quraisy dan mengenal betul pemuka-pemuka kabilah, memastikan akan perlindungan kabilah terhadapnya.
Dan pada tahun ke sebelas kenabian pada musim haji, dakwah rasulullah sallahu'alaihiwassalam mendapatkan bibit unggul yang tumbuh darinya pohon-pohon yang menjulang tinggi, dengan masuknya enam orang pemuda dari kabilah khozroj dari ahli yatsrib, dan sepulangnya mereka menyerukan islam kepada ahli Yatsrib hingga tidak ada satu rumahpun kecuali disebut nama rasulullah sallahu'alaihiwassalam.
Kemudian pada tahun kedua belas dari kenabian datanglah duabelas orang dari penduduk Yatsrib termasuk enam orang pertama bertemu rasulullah di Aqobah untuk berbaiat ( berjanji setia) kepada rasulullah yang isinya tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak mereka tidak mengerjakan kebohongan dengan tangan maupun kaki, dan tidak mendurhakai rasulullah pada hal-hal yang ma’ruf, siapa yang menepati maka balasannya adalah surga, dan siapa yang mengkhianati maka urusannya diserahkan kepada kehendak Allah, disiksa atau diampuni. Baiat aqobah pertama dinamakan baiat Nisaa’ karena tidak mencakup wacana perang, karena wacana perang tidak terbentuk kecuali setelah terbangunnya fikroh dan aqidah. Dalam baiat nisaa ini ada beberapa poin penting, pertama adalah bagian akidah yakni untuk tidak menyekutukan Allah yang merupakan pernyataan perang akidah di masyarakat madinah, kedua bagian akhlak yakni tidak mencuri, tidak berzina, membunuh anaknya, dan melakukan kebohongan, mereka yang bisa merapkan bagian ini adalah yang pantas menjadi pejuang sejati yang dapat melaksanakan perintah-perintah yang diamankan kepadanya, ketiga memberikan wala’ hanya kepada Allah dan rasulNya, maka tamatlah wala’ mereka terhadap kabilah dan penguasa Madinah, keempat penerpannya bersandarkan pada diri sendiri bukan pada penguasa, jika ia berkhianat maka Allah yang membalasnya bukan penguasa, dan apabila menepati maka Allah akan membalasnya dengan surga bukan pemberian harta dari penguasa.
Rasulullah pun mengutus bersama mereka Mus’ab bin Umair ke Madinah untuk mengajarkan islam, membacakan al-qur’an, dan mengimami shalat, dan melaluinya lah Islam tersebar di madinah dalam beberapa bulan dan mendapatkan penolong-penolong untuk islam dari pembesar-pembesar Madinah. Dan sebelum musim haji tahun ketiga belas kenabian Mus’ab bin Umair kembali ke Mekkah menerangkan keadaan akhir muslimin di Madinah, dan potensi dan kemampuan yang tersedia disana, dan kaum muslimin disana siap untuk melakukan baiat baru untuk melindungi rasulullah sallahu'alaihiwassalam.
Pada tahun ketigabelas kenabian pada musim haji pada malam hari akhir hari tasrik diadakan baiat aqobah kedua yang diikuti oleh tujuhpulahan orang, pelaksanaan baiat ini berjalan secara rahasia tempat dan waktu berkumpul, mereka keluar menuju tempat berkumpul teratur, menyelinap tersembunyi satu-satu, dua-dua, tiada yang mengetahui pelaksanaan baiat ini dari kaum musrikin kecuali pamannya Abbas bin Abdul Mutolib maupun kaum muslimin kecuali ali dan Abu Bakar. Malam dan hari terakhir musim haji yang dipilih agar berita baiat tidak terdengar oleh quraisy karena hari itu juga mereka harus kembali.
Baiat kedua ini dinamakan baiat harb (perang), baiat yang berisikan lima point yang menunjukkan secara jelas akan kekuatan tegas yang tidak menerima kata penundaan dan lunak, baiat yang harus dipikirkan akan resiko besar yang diterima oleh mereka, oleh karena itu pamannya Abbas berkata jika mereka tidak sanggup menanggung resiko dari baiat ini, lebih baik tinggalkan nabi Muhammad segera, karena ia di mekkah dalam perlindungan kaumnya dan mempunyai kedudukan, tapi dia cenderung memilih kalian. Baiat ini berisikan untuk sam’an wa toa’atan dalam senang dan susah, dan menafkahkan harta dalam kelapangan dan kesempitan, beramar makruf nahi munkar, dan berdakwah dijalan Allah yang tidak takut atas celaan orang, dan menolong rasulullah dan melindunginya jika beliau datang ke mereka seperti mereka melindungi dirinya, istrinya, dan anak-anaknya dan jika mereka menepati maka bagi mereka adalah surga. Setelah pengucapan baiat ini rasulullah meminta dua belas orang dari mereka untuk menjadi penanggungjawab akan pelaksanaan dakwah di Yatsib. Kekuatan baiat ini membuat mereka untuk siap perang seketika itu juga untuk melindungi rasulullah, namun dengan bijak rasulullah berkata : kita belum diperintahkan untuk berperang, tapi kembalilah kalian. Ini adalah suatu pernyataan bahwa permasalahan perang dan berinteraksi dengan musuh tidak diserahkan kepada ijtihad pengikut, tapi tunduk pada perintah-perintah Allah, dan jika disyariatkan jihad maka permasalahannya diserahkan oleh para ahlu syuro ntuk mengkaji permasalahan dari segala sisi.
Setelah memastikan adanya Negara bayangan yang luas dan kesiapan ahli yatsrib untuk menerima Muhajirin, maka rasulullah sallahu'alaihiwassalam mengijinkan kaum musilimin untuk berhijrah ke Madinah, bukanlah arti dari hijrah disini perjalanan manusia meninggalkan daerah, namun pengorbanan meninggalkan tempat, keluarga, harta, pekerjaan, cinta demi mempertahankan akidah. Karena mengetahui bahaya besar akan akibat gelombang besar hijrah ini dari segala bidang, kaum Quraisy menggunakan berbagai cara untuk mencegah mereka diantaranya dengan memisahkan seseorang dengan istrinya dan anaknya, penculikkan, diambil hartanya, akan tetapi karena tarbiyah imaniyah yang dalam yang diajarkan rasulullah, tekanan kuat yang diterima kaum muslimin yang membuat mereka merasa tidak ada kemungkinn bisa hidup beradampingan dengan kaum kufar, serta kandungan alqur’an makkiyah yang menyebutkan bahwa bumi Allah ini luas mulailah kaum muslimin hijrah, mencari tanah baru agar bebas dalam berdakwah, menerapkan dan memperlihatkan keberhasilan syariat-syariat islam dibawah naungan daulah islamiyah.
Begitupun dengan hijrahnya rasulullah sallahu'alaihiwassalam bukan didorong oleh rasa takut dan ingin melarikan diri, karena beliau selalu dalam perlindungan dan maiiyah Allah serta ungkapan beliau bahwa bahwa mekkah adalah tanah Allah yang paling dicintainya dan tuhannya, seandainya kaummnya tidak mengusirnya iapun tidak keluar.
Begitulah perjalanan rasulullah sallahu'alaihiwassalam dalam berdakwah mulai dari dipersiapakannya beliau menjadi nabi dan rasul hingga dakwahnya di mekkah dengan berbagai kerikil yang diterima, serta strategi-strategi indah beliau untuk mempersiapkan Negara islam.
Bersambung…….

www.bemiyaman.web.id

Mengamati perjalanan dakwah rasulullah sallahu'alaihiwassalam menegakkan syariat Islam Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Lukman el-Hakim