Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Yaman

Selasa, 29 November 2011

Karoke

“Wahai yang maha membolakbalikan hati, tetapkanlah hati ini pada ketaatanmu, tetapkanlah hati ini pada agamamu”. Berat sekali tangan ini untuk menulis suatu nasehat dengan hadirnya berbagai pertanyaan tentang judul ini atas kesesuaian apa yang saya tulis dan apa yang saya lakukan, ya… saya akui saya bukanlah orang yang luput dari kesalahan, luput dari maksiat, luput dari mengamalkan ilmu, luput dari penyakit hati dan luput dari segala dosa lainnya, kita memohon semoga Allah Subhanahu wata'ala senantiasa selalu mengampuni dosa-dosa saya dan saudaraku mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Iman sekalian.
Dari Nawas bin Sam’an, dari Nabi Sallahu'alaihiwasalam, beliau berkata : “ Al-birru (kebajikkan) adalah akhlaq  yang baik, dan dosa adalah apa-apa yang membuat hatimu tidak tenang dan kamu tidak suka jika dosa itu terlihat oleh manusia”. (HR. Muslim) Dalam syarh hilyah tolabul ilmi, menukil perkataan Imam Ahmad berkata : Pondasi ilmu adalah khosyah (takut) kepada Allah, dan khosyah kepada Allah adalah takut kepada Allah berlandaskan ilmu dan pengagungngan, karena itu Allah Subhanahu wata'ala berfirman : “…Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-Nya adalah para ulama…”. (QS. Fatir 28).
Perlombaan-perlombaan menyambut tujuh belas Agustus mendorong kita untuk selalu mengikuti dengan berbagai maksud, ada yang ingin berolahraga saja plus Alhamdulillah kalau menang, atau ada yang sekedar ingin makan saja, atau sekedar silaturahmi saja bertemu dengan teman-teman, bapak-bapak KBRI, Ibu-ibu Darmawanita dan lain-lain sebagai ajang pendekatan. Lepas dari itu semua, perlombaan-perlombaan yang diselenggarakan KBRI tak ayal kita sebagai mahasiswa Universitas Al-Iman yang notabenenya adalah mahasiswa syari’ah di Universitas yang kental dengan amar ma’ruf nahi mungkar  yang dikaderkan sebagai du’at tentu sudah bisa memilih dan merasakan mana yang baik dari perlombaan itu dan mana perlombaan yang bisa mengurangi kehormatan kita sebagai penuntut ilmu syari’ah. Ya mungkin ikhwah fillah sudah mengetahui kemana arah pembicaraan saya.
Lomba karauke… ya lomba karauke, saya di sini tidak menguraikan hukum boleh tidaknya mendengarkan musik, bagi yang membolehkanpun sebenarnya harus mengetahui dan mengikuti syarat ketat ulama yang membolehkannya seperti Syaikh Yusuf Qordowi yang ketat dalam syair lagu, serta Abdullah Ibnu Yusuf Al-Juda’i dalam bukunya “Al-Musiqi wal-Ghina’ fi Mizanil Islam” setebal 635 halaman membahas detail tentang permasalahan ini, untuk mengambil maslahah mu’tabaroh dalam mendengarkan music, dll. Namun di sini saya akan berbicara almamater kita Universitas Al-Iman yang kita menuntut ilmu syari’ah bukan sekedar ilmu namun mengamalkan ilmunya. Secara sadar ikhwah fillah beberapa teman kita yang mengikuti perlombaan karauke, akan merasakan kerisihan dalam hati,  perang dalam hati antara berpartisipasi atau tidak, (sayapun yang hanya menyaksikan sebentar merasakan demikian dan semoga semua rekan-rekan mahasiswa Al-Imanpun demikian), itu dikarenakan Allah Subhanahu wata'ala memberikannya ilmu yang melahirkan khosyah (takut), ilmu yang ia dapat serta lembaga tempat ia belajar juga pergaulannya dengan teman-teman yang shalih  memberatkan mereka untuk melakukan hal-hal yang mengurangi kehormatan diri mereka sebagai penuntut ilmu syari’ah. Ya walaupun di Yaman adalah rata-rata orang asing, sebagai penuntut ilmu syari’ah namun kita mempunyai lembaga pendidikan Universitas Al-Iman, Universitas yang didanai oleh para muhsinin mukhlisin  agar para alumninya bisa menebarkan dakwah dan mengamalkan ilmunya dimasyarakat, namun kita rasanya telah menyalahi amanah mereka yang diberikan kepada  kita berupa fasilitas-fasilitas gratis, kita tidak sadar perbuatan kita telah mencoreng nama baik Unviersitas Al-Iman dimata para penuntut ilmu syari’ah lainnya (khususnya Mahasiswa/Pelajar Indonesia) baik ma’rib, ma’bar, markaz dakwah dll. Perilaku individu yang membawa pukul rata seluruh mahasiswa Universitas Al-Iman dan membuktikan mereka akan tidak baiknya pendidikan dan tarbiyah di Universitas Al-Iman, na’uzdubillah jika dikatakan  Universitas Al-Iman bukan ahlu sunnah waljama’ah.
Dan pasti di antara kita akan ada yang berkata, saya karauke dengan lagu nasyid, sebagian yang lain laa… nanti diacara tujuh belas Agustus banyak yang hadir pasti medengar musik baik itu dari ma’rib maupun markaz dakwah, dan tim nasyid Al-Iman juga berpartisipasi dalam mengisi acara yang bercampur di dalamnya ada lagu bukan nasyid, apa bedanya saya ikut lomba dan mereka yang berpartisipasi dalam acara ….. masalah ini silahkan anda, kita dan teman-teman anda yang menilai, manakah yang lebih besar pengaruhnya dalam mencoreng keilmuan Universitas Al-Iman, disini tidak hanya ikut perlombaan karauke tapi juga mereka yang merokok, berpacaran, video porno dan maksiat lainnya. Ikhwah fillah ( perbuatan yang mengurangi kehormatan penuntut ilmu yang dilakukan (terlepas pelanggaran non syariat) individu mahasiswa Al-Iman tentu bisa menyamaratakan seluruh mahasiswa Al-Iman sendiri, untuk itu kita harus berpikir akan perbuatan kita apakah akan mencoreng nama keilmuan Universitas Al-Iman ataukah tidak?, namun semoga kita meninggalkannya bukan karena Universitas Al-Iman melainkan karena khosyah kepada Allah Subhanahu wata'ala. Usikum wanafsi bittaqwallah,,, wallahu’alam bishowab.

www.bemiyaman.web.id

Karoke Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Lukman el-Hakim