Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Yaman

Selasa, 29 November 2011

Amar Ma'ruf


Perlu diketahui bersama bahwa salah satu dari amalan yang paling utama , adalah saling menasehati, mengarahkan orang menuju kepada kebaikan dan saling mengingatkan dengan ilmu juga kesabaran, begitu juga memperingati terhadap apa-apa yang menyelisihi perintah Allah itupun termasuk amalan yang paling mulia.
Allah Subhanahuwataala menempatkan ibadah amar ma’ruf  nahi mungkar dalam islam di tempat yang tinggi, sampai-sampai para ulama pun ada yang menjadikan amalan tersebut sebagai rukun keenam dalam islam, Allah Azza Wajalla mengedepankan amar ma’ruf nahi mungkar  daripada keimanan sebagaimana yang tertera dalam firmannya
 كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ 
“Kalian adalah umat  terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik. Diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang orang fasiq. (Ali-Imran 110)
Begitu juga dalam surat At-Taubah Allah Azza Wajalla mengedepankan amalan amar maruf nahimungkar dari pada mendirikan solat dan menunaikan zakat
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“dan orang orang yang beriman lelaki dan perempuan menjadi penolong satu dengan lainnya, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari kemungkaran , mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rosul-Nya; mereka itulah yang akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana(attaubah 71)
Di pengedepanan amalan ini menjelaskan besarnya urusan kewajiban tersebut, dan  juga menerangkan pentingnya amar makruf nahi mungkar di kalangan individu maupun masyarakat dan juga negeri. Dengan adanya perealisasian amalan tersebut maka akan membuat umat ini menjadi sholih, tersebarnya kebaikan dan hilangnya keburukan ataupun berkurangnya kerusakan.
Begitu juga sebaliknya, dengan hilangnya amar makruf nahi mungkar dalam suatu masyarakat maka akan menimbulkan kerusakan, tersebarnya fitnah, terpecah belahnya ummat, munculnya kepribadian hewani dan mematikan hati.

Dalam kehidupan sehari hari kadang kita merasa cukup membenahi diri sendiri dan cuek bebek terhadap keadaan sekitar, sehingga berpikiran bahwa, sudah cukup untuk kita apabila diri kita solih walaupun keadaan sekitar rusak dan tersebar kemungkaran, ini termasuk paham yang harus diluruskan,  Aisyah.ra pernah bertanya tentang masalah ini kepada Rosulullah “ wahai Rosulullah, apakah kita akan diazab padahal di antara kita banyak orang orang solih?” maka nabi pun menjawab “ Ya, apabila sudah tersebar keburukan”,(HR.Bukhori). Al-Quran pun telah memberi solusi bagaimana cara menjauhkan diri kita dari azab Allah “dan tidaklah Tuhan mu akan menhancurkan sebuah negeri padahal penduduk tersebut membenahi dengan kebaikan” (Hud 117) yang perlu dicatat diayat tersebut menunjukan bahwa : solih saja tidak cukup akan tetapi ynag diperlukan adalah orang yang membenahi dengan kebaikan ( mushlihun).
Di hadist  yang lain rasullah memperingatkan kita “ barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah merubah dengan tangannya , jika tidak bisa dengan tangan maka dengan perkataan, apabila tidak bisa maka ubahlah dengan hati , dan pengingkaran dengan hati adalah selemah-lemahnya iman” (HR.Muslim). Keimanan kita akan diragukan apabila ketika kemungkaran terjadi didepan kita dan kita hanya cuek bebek, sampai-sampai Ibnu Taimiah berkata “ Barang siapa yang tidak ada didalam hatinya kebencian terhadap apa yang dibenci oleh Allah dan Rosul-Nya, maka didalam hatinya tidak ada iman yang Allah telah wajibkan kepadanya”
Dan yang membuat kami prihatin adalah ketika ada seseorang yang menegakkan amar makruf dan nahi mungkar di kalangan kita, orang tersebut malah dicemooh dan diberikan gelar orang yang ikut campur atau kurang kerjaan, dalam hal ini  para ulama terdahulu sudah mewanti-wanti dan ulamapun sampai menghukumi bahwa barangsiapa yang mengatakan seseorang yang amar makruf nahi munkar adalah seorang yang ikut campur dan orang yang kurang kerjaan maka dia murtad ( hasiyah Ibnu Abidin) atau paling sedikitnya ditakutkan kepada orang yang berkata tersebut masuk kepada kekufuran (durul mukhtar)
Sungguh indah dan sangat mengena nasihat Luqmanul Hakim kepada anaknya “ Wahai anakku dirikanlah solat, perintahkanlah kebaikan, cegahlah dari yang mungkar dan bersabarlah atas apa yang menimpamu ( Luqman 17)
Maka bersabaarlah wahai ikhwanku karena orang yang beramar makruf nahi mungkar pasti akan mendapatkan cobaan dan cemoohan. 
Mudah mudahan kita semua menjadi orang orang yang dicintai oleh Allah dan Allah mencintai kita, menjadi orang yang membangun umat dan bukan hanya mencemooh masyarakat, dan sabar terhadap musibah yang ada.
Mulai dari sendiri , mulai dari sekarang , mulai dari yang terkecil

Wallahu a’lam bishowab

Amar Ma'ruf Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Lukman el-Hakim